Kamis, 20 Desember 2012

VAMPIRE

VAMPIRE

Banyak versi dari legenda yang satu ini, mulai dari kelelqawar yang berubah menjadi mausia, namun ada fakta-fakta penting lagi yang perlu kita ketahui tentang vampire. yaitu vampire adalah Legenda makhluk penghisap darah yang tersebar di hampir semua bagian dunia, dan karena itu, tentu akan sangat sulit menyangkal keberadaannya.

Vampire dalam sejarah
4.000 tahun yang lalu, penduduk Assyiria dan Babylonia kuno sudah mengenal figur dewi yang sangat ditakuti bernama Lamastu. Dewi iblis ini dipercaya memangsa manusia, menghisap darah dan menyebarkan penyakit.
vampire-lilith.jpg


               Sedangkan dalam kebudayaan Yahudi, dikenal figur yang disebut Lilith. Dalam legenda para Vampire, Lilith ini dipercaya sebagai Vampire pertama yang ada di dunia. Ia digambarkan sebagai seorang wanita iblis yang suka datang pada malam hari untuk mencuri bayi atau janin yang masih dalam kandungan. Kisah Lilith kemungkinan memang terinspirasi dari Lamastu mengingat kaum Yahudi pernah dibuang ke Babylonia ribuan tahun yang lalu.

                 Namun, kebanyakan dari kita tidak mengenal Lamastu atau Lilith. Kita lebih mengenal figur Vampire yang terkenal seperti Dracula. Vampire jenis ini, yang sering kita tonton lewat film, kebanyakan memang dipengaruhi oleh vampire versi Eropa. Pada abad 17 dan 18, histeria vampire pernah menyapu Eropa. Banyak penduduk Eropa yang melaporkan melihat keluarga mereka yang telah meninggal hidup kembali dan berjalan di pedesaan serta menyerang penduduk lainnya.

                  Histeria ini kemudian menyebabkan pemerintah turun tangan. Mereka membongkar kuburan tersangka vampire, menusuk dada mayat itu dengan batang kayu tajam dan membakar mayat tersebut. Ketakutan akan vampire menyebar ke seluruh Eropa sehingga menyebabkan vampire menjadi sebuah objek spekulasi akademis, puisi, lukisan dan bahkan karya sastra. Novel Dracula karya Bram Stoker adalah salah satunya. Bram Stoker menyeleksi beberapa kisah vampire dan kemudian menambahkan beberapa detail ciptaannya yang kemudian menjadi standar karakter bagi vampire modern. Dari Bram Stoker juga, beberapa karakter vampire yang unik ditambahkan. Misalnya Vampire, dalam hal ini dracula, tidak memiliki refleksi bayangan diri di cermin. Padahal kisah-kisah rakyat Eropa malah menceritakan kalau vampire adalah tokoh narsis yang suka terpesona dengan wajahnya ketika bercermin.

               Setelah Bram Stoker, karakter vampire mulai berevolusi di tangan para penulis dan pembuat film Holywood yang muncul belakangan, seperti Anne Rice, Joss Whedon atau Stephenie Meyer. Lalu pertanyaannya sekarang adalah, adakah vampire di dunia ini pada masa sekarang? Cukup luar biasa, karena untuk mencari vampire di masa modern, saya menjelajah dunia internet dan menemukan sangat banyak website yang dibuat oleh mereka yang mengaku sebagai vampire. Namun, semua website tersebut mengakui kalau penggambaran karakter vampire dalam film-film Holywood adalah berlebihan. Menurut mereka, vampire adalah manusia biasa yang karena alasan tertentu memiliki satu atau lebih karakter vampire Holywood.

Dalam film-film, vampire digambarkan sebagai mayat yang hidup kembali, memiliki taring, menghisap darah, terbakar oleh sinar matahari, takut dengan bawang putih dan relik keagamaan seperti salib atau air suci. Mereka juga dipercaya sebagai makhluk abadi, bisa terbang, bertenaga kuat, berwajah pucat dan tidur di peti mati. Jika menghisap darah, mereka akan mengincar leher korban dan korban tersebut akan berubah menjadi vampire juga.

                  Jika kalian bertanya, adakah makhluk yang memiliki semua karakteristik di atas di dunia ini? Saya akan menjawab tidak ada. Karakter-karakter di atas adalah karakter ciptaan penulis dan pembuat film. Jadi, jangan berharap ada komunitas vampire abadi dengan para tetua yang memimpin di markas rahasia seperti yang kita saksikan di film Blade atau underworld.

                     Namun, seperti yang sudah saya katakan di atas. Pada masa modern ini, ada sekelompok orang yang percaya kalau mereka adalah vampire, namun dengan definisi yang berbeda. Identifikasi ini bisa muncul karena mereka memiliki satu atau lebih ciri vampire Holywood, seperti takut dengan sinar matahari atau meminum darah. Jadi, saya akan mengajak anda untuk melihat sedikit mengenai kelompok-kelompok ini dan klaim yang mereka ajukan.

 Vampire gaya hidup


Mereka yang termasuk ke dalam vampire jenis ini adalah mereka yang tertarik dengan gaya hidup vampire yang mereka saksikan di film-film. Tapi, bukan cuma sekedar mengidolakan, mereka bahkan benar-benar berkomitmen untuk menjalani kehidupan sebagai vampire. mereka akan berdandan ala Gothic dan menaruh bedak putih di wajah. Mereka juga membentuk klan-klan vampire seperti di film. Namun golongan ini mengaku kalau mereka tidak memiliki kekuatan supranatural ataupun meminum darah.


Vampire Sanguine


Sanguine berarti merah darah. Vampire jenis ini adalah vampire gaya hidup yang bertindak lebih jauh dengan meminum darah manusia. Tidak berarti harus meminum satu gelas darah. Biasanya mereka hanya menambahkan beberapa tetes darah ke dalam minuman mereka. Kadang, mereka bahkan bisa menemukan sukarelawan yang rela tangannya dilukai supaya darahnya bisa dihisap. Beberapa vampire sanguine ini akhirnya menjadi kecanduan akan darah sehingga mereka akan terus menerus mencari darah manusia untuk diminum.

Ini wajar, karena ketika seseorang meminum darah, ia dapat terkena sebuah penyakit yang disebut Reinfeld's Syndrome (Vampiric syndrome). Penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan meminum darah dalam jumlah yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya reaksi kimia di dalam tubuh yang menyebabkan kecanduan.

Mereka yang meminum darah ini biasanya juga percaya kalau darah akan memberikan kepada mereka kekuatan dan energi yang luar biasa. Praktek ini juga bisa ditemukan di suku-suku terasing seperti suku Maasai dari Afrika. Suku Mongolia masa Genghis Khan juga biasa mencampurkan susu mereka dengan darah yang dipercaya bisa meningkatkan keberanian dan kekuatan.


Vampire Psikopat


Jika kita hanya membatasi definisi vampire dengan makhluk yang meminum darah, maka beberapa pembunuh berantai layak mendapatkan julukan sebagai Vampire. Pada awal abad 20, Peter Kurten melakukan 9 pembunuhan dan 7 percobaan pembunuhan. Ia disebut mencapai orgasme seksual ketika melihat darah korbannya dan kadang malah suka menjilatinya. Karena itu Peter Kurten mendapat julukan "The Vampire of Dussledorf". Richard Trenton Chase, pembunuh lainnya, juga mendapat julukan yang mirip, "The Vampire of Sacramento". Ia membunuh 6 orang dan meminum darah mereka. Namun yang paling luar biasa mungkin adalah Manuela Ruda dan suaminya, Daniel, yang berasal dari Jerman.


Mereka membunuh seorang pria bernama Frank Hagen yang berusia 33 tahun di bawah sebuah banner yang bertuliskan kalimat "When Satan Lives". Lalu, pasangan itu meminum darah korbannya dan berhubungan seks di dalam peti mati. Ketika di pengadilan, Ruda bersaksi:

"Kami bertemu banyak orang yang menawarkan darah mereka untuk kami minum. Di London, kami berhubungan dengan banyak vampire. Kami meminum darah dari orang-orang hidup. Saya punya taring hewan yang saya tanam di dalam mulut supaya lebih gampang menggigit. Lalu, saya menajamkan gigi saya yang lain. Kami mempelajari urat nadi mana yang harus digigit dan kami tidur di kuburan. Pernah suatu hari kami menggali sebuah kuburan dan tidur di dalamnya hanya untuk mengetahui bagaimana rasanya. Selama 2,5 tahun terakhir ini, saya memiliki setan di dalam jiwa saya."

Pasangan ini juga percaya kalau mereka akan bereinkarnasi sebagai Vampire. Mereka biasa mengorbankan kambing dan ayam sebelum mereka meningkatkannya menjadi korban manusia. Kedengarannya sangat vampire, atau vampire psikopat. Tapi, dari kesaksiannya kita tahu kalau pasangan ini telah menciptakan karakternya sendiri. Mereka tidak lahir dengan gigi taring dan keinginan untuk meminum darah. Mereka mengakui kalau mulai tertarik dengan vampirisme ketika ia berhubungan dengan setan.


Psychic Vampire (Vampire paranormal)


Vampire jenis ini sering disebut Pranic Vampire. Mereka juga berasal dari vampire gaya hidup, namun dengan suatu alasan batiniah perlu mendapatkan energi dari sumber luar dan mereka mengklaim punya kemampuan untuk menghisap energi dari orang yang ada di sekelilingnya. Jika orang-orang berkumpul dengan vampire jenis ini di dalam suatu ruangan, maka orang-orang di dalam ruangan itu akan merasa lemah karena energi mereka dimakan oleh vampire paranormal. Entahkah fenomena ini nyata atau tidak, sukar membuktikannya. Namun, para vampire jenis ini mengakui kalau mereka memiliki teknik tersendiri untuk memangsa energi orang lain.


Vampire Karena Penyakit


Seperti yang sudah saya katakan di atas. Dalam masa modern ini, seseorang bisa disebut sebagai vampire karena ia memiliki satu atau lebih karakter vampire Holywood. Ini salah satu contohnya.

                  Vampire jenis ini adalah manusia yang terkena penyakit langka yang disebut Porphyria. Penyakit ini menyebabkan tubuh manusia mengalami ketidakteraturan produksi Heme, sebuah pigmen yang kaya akan zat besi di dalam darah, sehingga yang bersangkutan akan menjadi sensitif terhadap ultraviolet atau cahaya matahari. Jika terkena cahaya matahari sedikit saja, kulit orang tersebut akan menjadi rusak. Bibir dan gigi mereka akan menjadi lebih merah sehingga terlihat seperti hewan. Dalam kasus yang berat, hidung dan jari tangan yang bersangkutan bahkan bisa lepas dengan sendirinya. Karena itu, penderita penyakit ini akan mengindari sinar matahari dan hanya keluar pada malam hari.

Akibat kelainan ini, secara alamiah, mekanisme tubuh akan membuat penderita penyakit ini menjadi lebih berbulu untuk melindungi kulit dari sinar matahari. Dr.David Dolphin dari University of British Columbia percaya kalau penderita penyakit ini telah menginspirasi legenda vampire dan werewolf. Bahkan, penyakit ini juga bisa dihubungkan dengan bawang putih. Menurut Dr.Dolphin, bawang putih memiliki kandungan kimia yang bisa memperparah penyakit ini. Ini menyebabkan penderita Porphyria pasti akan menjauhi bawang putih.

                        Porphyria diperkirakan menyerang 1 dari setiap 200.000 penduduk dan masih tidak ada obatnya. Jika ada 6 milyar penduduk, maka itu berarti ada sekitar 30.000 penderita porphyria di dunia. Selain karena Porphyria, ada website vampire lainnya yang mengklaim kalau vampire adalah mereka yang terjangkit dengan retrovirus, sebuah virus RNA yang mereplikasi diri di dalam sel induk via enzim tertentu untuk menghasilkan DNA dari genom RNAnya.

                    Para vampire golongan ini percaya kalau retrovirus ini telah membuat mereka menjadi lebih kuat, lebih tahan sakit, insting yang lebih baik dan lebih cepat bergerak. Mereka juga mengakui kalau mereka selalu merasa kekurangan darah sehingga mereka juga memerlukan konsumsi darah dari luar. Namun, teori ini masih belum dibuktikan secara sains karena saat ini hanya ada tiga jenis retrovirus yang dikenal bisa menginfeksi manusia (salah satunya adalah HIV). Retrovirus yang menyebabkan vampirisme tidak atau belum pernah ditemukan sama sekali.

BEBERAPA ORANG MENGATAKAN BAHWA : 

Menombak korban

 Beberapa sumber keliru melacak asal-usul vampir pada seorang pangeran Romania, Vlad Tepes (1431-1476), yang berjuang untuk kemerdekaan dari Kekaisaran Ottoman. Walau bisa dibilang caranya sangat brutal dan sadis (contohnya ia membunuh musuh-musuhnya dengan menusukkan tombak sedikit demi sedikit, menarik keluar isi perut mereka, memotong-motong badan mereka, membakar mereka, dan lainnya), hal-hal tersebut memang lazim semasa perang di zaman itu. Teknik-teknik yang sama juga dipakai oleh Gereja Katolik dan para penguasa lainnya di abad pertengahan untuk menyiksa dan membunuh musuh. Bram Stoker (Dracula) juga telah memasukkan aspek-aspek dari Vlad Tepes ke dalam tokoh Dracula dalam karyanya.Walau Tepes memang juga memengaruhi gambaran fiksi dari vampir masa kini, akar vampir sesungguhnya memiliki asal yang berbeda. Dari segi kebudayaan, vampir adalah suatu fenomena yang muncul di seluruh dunia.
 

Menurut pakar antropologi Paul Barber yang merupakan pengarang buku Vampire, Burial, and Death (vampir, pemakaman, dan kematian), hampir semua kultur memiliki cerita versi lokal yang mirip legenda vampir, dan semuanya “memiliki kemiripan yang mengejutkan pada vampir ala Eropa,” katanya.
Kepercayaan akan adanya vampir berasal dari takhayul dan asumsi yang keliru tentang pembusukan setelah kematian.

Catatan penemuan pertama tentang vampir tersebar di Eropa pada abad pertengahan. Cerita-cerita itu semua mengikuti pola yang sama: suatu kenaasan menimpa seseorang, suatu keluarga, atau suatu kota, mungkin karena paceklik yang merusak panen, atau tersebarnya wabah.

Di masa itu, ilmu pengetahuan belum bisa menjelaskan pola cuaca dan teori kuman. Jadi, kesialan apa pun yang tak jelas penyebabnya bisa disalahkan pada vampir. Vampir merupakan jawaban mudah untuk menjelaskan mengapa dari dulu hal buruk bisa terjadi pada orang yang baik.

Mati tetapi belum membusuk

Para penduduk desa menggabungkan keyakinan mereka bahwa ada kutukan yang tengah terjadi di antara mereka dan ketakutan mereka terhadap kematian dan orang mati. Dengan begitu, mereka berkesimpulan bahwa mungkin orang-orang yang baru dikuburlah yang bertanggung jawab karena mereka telah bangkit dari kubur untuk berbuat jahat. Maka dari itu, makam-makam digali, dan para penduduk desa sering kali dikagetkan oleh proses pembusukan yang normal, dan mengira itu fenomena yang supernatural.


Contohnya, walau orang lazimnya berasumsi bahwa mayat akan membusuk segera, bila peti tertutup rapat dan dikubur pada musim dingin, maka pembusukan bisa tertunda beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Pembusukan usus bisa menyebabkan penggembungan yang mendorong darah ke mulut sehingga mayat itu terlihat seperti baru saja menghisap darah.


Proses ini dipahami betul oleh para dokter dan pengurus pemakaman zaman sekarang. Namun, pada abad pertengahan di Eropa, semua ini merupakan pertanda yang tak bisa disangkal bahwa vampir itu nyata dan menghantui mereka. Walau vampir “sesungguhnya” telah tidak ada, legenda-legendanya terus memikat dunia. Sepertinya, baik ilmu pengetahuan ataupun tonggak perak tak mempan membunuh mitos vampir.


Mengungkap Vampir
 
Tahukah anda bahwa suatu penyakit genetik yang disebut porphyria boleh jadi merupakan pemicu munculnya mitos vampir? Porphyria adalah suatu kelainan berupa gangguan pada jalur pembentukan heme, suatu komponen dari hemoglobin yang berperan mengangkut oksigen dalam darah.



Anemia

Kebanyakan individu ini mengidap anemia karena mengalami gangguan sintesis heme (komponen pembentuk hemoglobin). Penyakit ini disebabkan oleh adanya ketidaksempurnaan dalam jalur pembentukan enzim dari glisin menjadi porfirin, menyebabkan over produksi porfirin yang dapat terkumpul di kulit, cairan tubuh, atau feses. Bentuk yang paling umum dari penyakit tersebut adalah acute intermittent porphyria. Kebanyakan individu yang terserang biasanya heterozigot dan biasanya tidak menimbulkan gejala spesifik karena satu single copy dari gen normal mampu menyediakan mekanisme biosintesis yang cukup untuk produksi enzim secara normal.

Istilah porphyria ini diambil dari bahasa Yunani, porphura yang berarti pigmen ungu, disebut demikian karena warna ungu yang muncul pada cairan tubuh pasien ketika terserang. Selain dapat diturunkan secara genetik, penyakit ini bisa dipicu oleh faktor lain seperti penggunaan obat-obatan tertentu, alkohol, kontrasepsi hormon, dan sebagainya. Pada kondisi lingkungan tertentu dan asupan nutrisi tertentu dapat terbentuk δ-aminolevulinate dan porphobilinogen yang menyebabkan gangguan abdominal akut dan disfungsi saraf.

Salah satu bentuk kelainan porphyria adalah dapat membuat kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari, membuatnya rapuh dan mudah rusak. Karakteristik ini dimanfaatkan dalam penelitian pengobatan kanker dimana suatu obat yang diturunkan dari porphyrin disisipkan ke sel kanker, kemudian dipaparkan ke sinar, sehingga membuat melanoma kanker terbakar habis. Bentuk porphyria lain yang jarang terjadi, akan menghasilkan akumulasi uroporphyrinogen I, suatu isomer dari prekursor protoporphyrin. Zat ini menyebabkan urine berwarna merah, membuat gigi sangat mengkilat jika terkena sinar ultraviolet, dan membuat kulit abnormal jika terkena sinar matahari.

Vampir dan Porphyria

 

Boleh jadi kondisi genetik seperti inilah yang mengawali adanya mitos tentang vampir. Seseorang yang terkena penyakit ini, membutuhkan banyak darah karena dia mengidap anemia dan dia menghisap darah orang lain di malam hari karena pada siang hari kulitnya mungkin bisa melepuh apabila terkena sinar matahari.

Pada Januari 1964, makalah yang membahas porphyria dan etiologi manusia serigala diterbitkan di Proceedings of the Royal Society of Medicine. Lebih lanjut, pada tahun 1985, David Dolphin memublikasikan makalahnya yang berjudul “Porphyria, Vampires and Werewolves : The Aetiology of European Metamorphosis Legends”, yang kemudian menuai beragam kontroversi.

Antara lain karena meski penderita porphyria mendapat terapi injeksi heme, bagaimanapun darah yang diminum (seperti yang dilakukan oleh vampir) akan masuk ke sistem pencernaan dan diuraikan. Polemik lain berkembang yakni pada aspek-aspek seperti sensitifitas terhadap cahaya, dan alergi bawang putih yang ditengarai merupakan bagian-bagian yang ditambahkan oleh industri film pada legenda vampir itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar